Sabtu, 19 Oktober 2013
Efektifitas Iklan Outdor Provider XL Ditinjau dari Respons Audiens di Jl. Affandi Kota Yogyakarta
Jumat, 04 Januari 2013
Antusias para ‘slanker’ kejar konser slank di yogyakarta
Banyak nya pedagang (kaki lima) di Yogyakarta menyebabkan pejalan kaki kehilangan hak prerogatif nya
Melemah nya tradisi “diskusi “membuat kampus UIN Sunan Kalijaga kehilangan identitas
Tuban bukan kata adobsian dari “arab”, tuban murni bahasa jawa timur tercinta.
may mother is my hero
Ibu ku adalah seorang wanita yang perkasa , segala macam pekerjaan bisa dia lakukan untuk menghasilkan uang asal halal dan kebutuhan keluarga serta saudara saudara nya terpenuhi.
Ibuku adalah seorang wanita yang lahir dari keluarga tidak mampu, anak pertama dari 5 bersaudara. Dimasa kecilnya ia terkenal akan kepandaian nya baik dalam bidang agama, umum, bahkan dalam hal olah vocal. Selama mengenyam pendidikan di bangku sekolah yang notaben nya keras dan masih diliputi hawa penjajah dan PKI. Jarang sekali saat itu gadis kecil sekolah. Karena pendidikan hanya diperuntukan untuk anak laki – laki dan gadis dari kalangan bangsawan.
Umumnya anak anak sebayanya focus untuk belajar dan bermain. Namun ibuku lain, meskipun dia masih anak – anak dia sadar akan peran nya sebagai anak pertama dari keluarga miskin pula. Dia merasa bersalah melihat orang tuannay banting tulang untuk menghidupi keluarga dan membiayai sekolah nya beserta adik – adik nya. Akhir nya dengan kebesaran hatinya dia pun merelakan sekolah nya tinggal demi untuk membantu kedua orang tuanya mencari nafkah agar adik – adik nya bisa tetap melanjutkan sekolah.
Di usia 10 tahun itu ibuku sudah bekerja layak nya orang dewasa. Hal itu berlangsung sampai semua adik nya menempuh jenjang SMP. Dan selanjutnya mereka sama bekerja untuk meningkatkan taraf hidup mereka .
Beranjak dewasa ibuku dijodohkan dengan seorang laki – laki yang tidak beda jauh nasibnya dengan ibuku.yah,, dia adalah ayah ku. Semasa kecil dia harus dihadapkan dengan kondisi keluarga yang broken home. Kemudian kedua orang tuanya hidup dengan keluarga baru mereka. Ayah ku adalah nak pertama dari dua bersaudara. Dan dia pun harus merelakan sekolah nya demi adik nya.
Semenjak itu ayah ku di asuh oleh ayah kandung nya. Namun hidup dengan ibu tiri itu serasa di neraka. Dan ayah ku sudah diperlakukan layaknya jongos atau babu. Tidak hanya itu selama tinggal dengan ibu tirinya hampir tidak terbesit kebahagiaan dalam hidup nya.
Namun meskipun ayah ku tidak mengenyam pendidikan formal, dia selalu belajar privat agama dengan kiayi desa setempat. Dan itu berlangsung selama masa remajanya. Dan dimasa remaja nya dia habiskan untuk mengurus masjid, mulai dari mengurus masjid, jadi muadzin, sampai panitia penerima zakat. Suara emas ayah ku lah yang mengantarkan ibuku padanya. Meski pertama hanya sekedar fans, namun berujung keluarga.
Karena ini hanya berkaitan soal ibu, saya akan menjelaskan tentang peran ibuku dlam keluargaku.
Ibuku adalah seorang pahlawan yang selain melahirkan, merawat, membesarkan memberi kasih sayang, menemani saat belajar, namun tidak akn pernah bisa jadi wali ataupun menjadi oranag yang di panggil di panggung saat kami menjadi juara kelas setiap tahun nya.
Beliau hanya bisa ikut merasakan kesenangan sampbil menitihkan air mata. Andai kau tau sahabat – sahabat pembaca. Kedua orang tua kami tidak pernah mengenyam pendidikan yang mereka tau hanya lah mencari uang untuk kebutuhan kami, sekolah kami, masa depan kami mereka tidak mau nasib anak mereka sama dengan mereka diwaktu kecil.
Bertahun tahun mereka mereka menutupi itu semua. Sampai akhirnya aku beranikan diri untuk bertanya. Kenapa setiap hari mereka sellau tidak pernah ada untuk kami, seakan – akan kami anak tetangga yang di biayai oleh mereka.
Semenjak kakak – kakak ku pondok, akulah yang tertua. Aku ahrus menggantikan peran kedua orang tua ku untuk menggantikan kasih sayang kedua orang tua yang tidak tersalurkan kepada adik – adik ku. Aku selalu merasa yang mereka tau hanya uang,uang dan uang. Sampai meluangkan waktu untuk melihat kami berangkat sekolah saja mereka tidak sempat. Mereka pergi pagi pulang malam.
Namun beranjak dewasa aku mulai mengerti keadaan lah yang membuat semua itu terjadi. Aku harus membantu mereka mengasuh adik – adik ku. Itulah mengapa mereka menyekolahkan kami di MI yang sama , agar ada ikatan emosinal dari kita, dan mereka sadar akan pentingnya ilmu agama bagi masa depan kami. Mereka tidak pernah memaksa kita untuk memacu prestasi, mereka tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Karena mereka tau kemampuan anak berbeda – beda.
Namun hal itulah yang menghidupkan pikiran dan nurani kami. Kami mulai berfikir bahwa kedua orang tua kami telah bekerja banting tulang pergi pagi pulang malam, selalu menuruti apa yang kita inginkan dan butuhkan, masa kita hanya diam di tempat membiarkan yang lain menggaet prestasi yang ada di depan mata? Oh tidak,, dengan keadaan seperti itu membuat kita berlomba melawan musuh dengan dorongan hati nuranni kami. Sehingga kita tidak hanya berprestasi di kelas, tapi juga di ajang unjuk bakat. Dan kebetulan keseluruhan saudaraku jago dalam hal olah vocal, sehingga kita menggaet piagam, dan trofi dimana –mana. Dan terakhir kemaren kakak ku menjuarai lomba qiro’ah tingkat jawa timur di UIN malang, adikku juara lomba adzan tingkat kecamatan, tinggal adikku yang terakhir nanda namanya, dia mulai menunjukkan kebolehan nya dalam olah vocal diberbagai acara di desa, dan event antar sekolah dasar.
Jumat, 11 Mei 2012
masjid darul aman simbol perdamaian
Beberapa waktu yang lalu BBC-UK melansir berita tentang peresmian masjid baru di kota Manchester, Masjid Darul Amaan. Masjid Darul Amaan di klaim sebagai masjid terbesar kedua di Eropa Barat.
Masjid ini ditujukan sebagai simbol perdamaian dan keamanan sebagaimana namanya di tengah tingginya stigma yang disertai ketakutan Barat akan Islam dan Masjid. Semoga cahaya Islam senantiasa memancar terang di tengah masyarakat Barat.
Berikut adalah press release yang dikutip dari situs alislam.org:
Masjid Terbesar kedua di Eropa Barat
Masjid Darul Amaan
Jamaah Muslim Ahmadiyah dengan bangga mengumumkan bahwa pada tanggal 27 April 2012, pemimpin dunianya, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifah Kelima dari Jamaah Muslim Ahmadiyah, meresmikan Masjid Darul Amaan di City of Manchester, Inggris. Ini adalah Masjid baru keenam diresmikan oleh beliau di Inggris pada tahun 2012.
Masjid ini dibuka ketika beliau memimpin Khotbah Jumat, yang disiarkan secara global melalui MTA (Muslim Television Ahmadiyya) Internasional. Selama khotbahnya, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad mengingatkan para jamaah bahwa tidak cukup hanya membangun masjid, tapi seharusnya masjid tersebut diisi oleh orang-orang yang tulus beribadah kepada Allah taala.
Kemudian di hari itu, Mirza Masroor Ahmad mengadakan pertemuan pribadi dengan para pejabat lokal. Setelah itu sebuah resepsi resmi untuk menandai pembukaan Masjid diadakan di Masjid, yang dihadiri oleh pejabat dan tamu dari berbagai latar belakang.
Dalam pidato sambutannya, Dr Naseer Choudhry, Amir Wilayah Jamaah Muslim Ahmadiyah menginformasikan bahwa Masjid baru ini bisa memuat hingga 2.000 jamaah. Beliau menambahkan bahwa Masjid itu sepenuhnya didanai oleh anggota Jamaah Muslim Ahmadiyah.
Anggota Dewan Harry Lyons, Walikota Manchester, mengatakan beliau senang bahwa Masjid itu berada di lokasi yang hanya beberapa ratus meter dari tempat ia lahir dan dibesarkan. Beliau mengatakan bahwa Jamaah Muslim Ahmadiyah mendapatkan 'dukungan penuh dari Manchester City Council.
Tony Lloyd, MP untuk Manchester Central, mengatakan ia memiliki hubungan yang lama dengan Jamaah Muslim Ahmadiyah. Beliau mengatakan bahwa di bawah kepemimpinan Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Ahmadi Muslim selalu menampilkan nilai-nilai kasih sayang dan perdamaian.
Anggota Parlemen untuk Strerford dan Urmson Kate Green, mengatakan masjid baru merupakan tambahan yang indah untuk Manchester dan dia mengucapkan selamat kepada Jamaah Ahmadiyah atas peresmian Darul Amaan.
Sir Gerald Kaufman, anggota parlemen untuk Manchester Gorton, mengatakan bahwa meskipun ia telah menjadi anggota parlemen selama empat puluh dua tahun, menghadiri peresmian Masjid Darul Amaan, merupakan hal yang membekas dalam kesan pribadinya. Dia berdoa semoga Tuhan terus 'tersenyum' pada Ahmadiyah.
Anggota Parlemen untuk Manchester Withington John Leech mengatakan Masjid baru tersebut berdiri sebagai 'mercusuar' diantara semua bangunan lain di daerah tersebut dan merupakan tambahan yang bagus sebagai landskap kota. Beliau mengucapkan selamat kepada Ahmadiyah karena telah mengumpulkan dana sendiri untuk pembangunan masjid dan dalam waktu yang cepat.
Puncak acara malam itu adalah pidato utama yang disampaikan oleh Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, dimana beliau menjabarkan tujuan sebenarnya dari sebuah Masjid dalam Islam. Beliau juga memanfaatkan pidatonya untuk mempromosikan keharmonisan antara umat beragama dan integrasi antara orang-orang dari semua latar belakang.
Beliau mengatakan bahwa orang-orang pada umumnya membatasi diri mereka dalam masyarakat dari minat dan latar belakang yang sama, padahal hal yang penting adalah orang-orang dari setiap latar belakang bekerja bersama-sama sehingga persatuan masyarakat dapat dibangun.
Beliau mengatakan:
"Ini adalah sumber kebahagiaan bagi saya bahwa Ahmadi Muslim tidak lagi terkesan ekslusif dan terisolasi, melainkan sebenarnya mereka berusaha membangun hubungan dengan semua segmen masyarakat dan melakukan upaya untuk mengintergrasikan dan berinteraksi dengan orang-orang dari semua lapisan masyarakat. Dan tentuya ini juga merupakan ciri khas setiap Muslim Ahmadi yang benar.
Hadhrat Mirza Masroor Ahmad mengatakan bahwa di Barat mayoritas orang-orang takut terhadap Islam dan Masjid pada umumnya. Beliau mengatakan bahwa mereka tidak perlu takut dengan Masjid, karena masjid adalah tempat untuk menyembah Allah dan mendorong semua orang untuk melayani kemanusiaan dan bertindak dengan keadilan.
Huzur mengatakan:
"Bagaimana bisa, bahwa orang yang hidupnya diatur oleh ajaran Al Qur'an yang satu-satu tujuannya semata-mata untuk mendapatkan keridhaan Allah taala - ia bisa menyebabkan gangguan atau perselisihan dalam masyarakat? dan selanjutnya, bagaimana bisa bahwa di Masjid orang belajar untuk merenggut hak-hak orang lain? Hal ini tidak akan pernah terjadi karena itu langsung bertentangan dengan ajaran Islam."
Huzur memanfaatkan pidato beliau untuk meyakinkan semua orang yang hadir bahwa Masjid Ahmadi adalah masjid tempat yang aman dan damai. Huzur mengatakan:
"Dengan penuh keyakinan dan percaya diri saya mengatakan kepada Anda bahwa satu-satunya pesan yang akan kalian dengar dari Masjid Ahmadiyah adalah seruan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan seruan untuk memenuhi hak-hak ciptaan Allah."
Huzur menyimpulkan dengan menyatakan bahwa nama Masjid yang beliau resmikan sebenarnya berarti 'tempat perdamaian dan keamanan' dan dengan demikian Masjid tersebut akan menjadi sarana perlindungan, tidak hanya bagi mereka yang memasukinya tetapi bagi orang-orang di sekitarnya.
Huzur mengatakan:
"Tentu saja masyarakat setempat akan menjumpai bahwa semua orang Ahmadi akan selalu ada di garis depan untuk semua upaya yang dibuat guna mentransformasikan kebencian dan permusuhan menjadi cinta dan perdamaian. Jadi saya sangat berharap bahwa masjid ini akan menjadi simbil perdamaian dan mercusuar cahaya yang tidak hanya untuk daerah setempat tapi juga untuk seluruh kota dan dunia yang lebih luas."
Langganan:
Postingan (Atom)
About Me
- aim
- q suka hal yan g baru,suka membuat orang ketawa.suka mendramalisir suasana